Infertilitas adalah ketidak mampuan untuk memperoleh keturunan setelah berusaha terus-menerus (melakukan hubungan seksual secara teratur tanpa memakai alat kontrasepsi) selama 6-12 bulan.
Penyebab Infertilitas pada Pria
- Sumbatan saluran sperma
- Varikokel (pelebaran pembuluh darah vena di skrotum) menyebabkan gangguan aliran darah, gangguan morfologi dan motilitas sperma.
- Infeksi, tumor, trauma di testis atau di saluran organ reproduksi.
- Suhu testis yang berlebihan
- Impotensi.
- Ganguan sperma.
Jumlah yang kurang < 20 juta (N: 35-200 jt/ml)
Kelainan morfologi: kepala yang tidak normal atau ekor yang abnormal. Gangguan motilitas: misalnya jalan ditempat, berdiam diri. Reaksi penolakan terhadap sperma. Penyebab infertilitas pada wanita
Kelainan morfologi: kepala yang tidak normal atau ekor yang abnormal. Gangguan motilitas: misalnya jalan ditempat, berdiam diri. Reaksi penolakan terhadap sperma. Penyebab infertilitas pada wanita
Kelainan organ:
- Endometriosis: jaringan yang mirip jaringan endometrium uterus, tumbuh dan bermenstruasi di dalam rongga tuba fallopi dan ovarium akibat tuba dan ovarium menyempit.
- Salpingitis radang tuba fallopi, menyebabkan perlengketan tuba.
- Sekresi lendir yang berlebihan di uterus dan serviks akibat pengaruh hormon estrogen.
- Infeksi atau tumor serviks ,uterus, tuba falopi atau ovarium
Gangguan hormonal
- Hiposekresi hormon gonadotropin sehingga ovulasi tidak terjadi terutama hormon progesteron.
- Hiposekresi hormon hipofisis anterior.
- Antibodi terhadap sperma.
Beberapa Faktor Penyebab Infertilitas Pada Pria dan Wanita.
- Alkohol
- Merokok
- Narkoba
- Radikal bebas: polutan, radiasi, radiasi
- Kemoterapi
- Usia
- Stress
- Penyakit infeksi, tumor atau trauma.
- Penyakit seksual menular (lebih sering pada wanita)
- Kurang gizi
- Obesitas
- Superantioksidan
- Memproteksi Sperma.
- Kerusakan membran sel menurun.
- Daya hidup seperma.
- Antimikroba dan anti radang
- Mengatasi infeksi ovaium, tuban fallopi. uterus dan vagina.
- Mengatasi peradangan organ reproduksi wanita dan pria.
- Regulasi hormon:
- Koregulator hormon axis hipotalamushipofisis anterior-gonad.
- Meningkatkan kualitas dan fungsi reproduksi pria:
- Meningkatkan hormon pertumbuhan-> mengatasi impotensi, disfungsi ereksi dan ejakulasi dini.
- Meningkatkan aktivitas protein kinase G-> relaksasi otot polos penis sehingga meningkatkan dan mempertahankan ereksi.
- Meningkatkan produksi LH sehingga merangsang produksi testosteron-> meningkatkan libido (dengan kata lain, Maxidoid sebagai Obat Perangsang).
- Melindungi konsepsi.
Antimutagenesis-> menurunkan efek teratogen (cacad) dan karsinogen (keganasan).